Pada pekan ketiga, kami berkesempatan mengunjungi Pusat Dakwah Islamiyah di Muara. Pusat ini mulai beroperasi pada 8 Rabi’ul Awal 1405 atau 1 Januari 1985, dan diresmikan pada 1 Muharram 1406 atau 16 September 1985. Pusat Dakwah ini terdiri dari dua bagian utama: pengembangan dakwah dan pembangunan muallaf.
Bagian Pengembangan Dakwah bertanggung jawab dalam pengislaman orang non-Muslim dan penyelenggaraan dakwah khas. Program pengislaman ini bertujuan untuk mengajak orang non-Muslim di Brunei Darussalam untuk memeluk Islam secara sukarela dan terhormat. Pusat ini menjadi tempat terbaik bagi mereka yang ingin masuk Islam tanpa paksaan. Selain itu, program dakwah khas yang ditawarkan oleh Pusat Dakwah menyediakan berbagai kegiatan positif untuk menyebarkan syiar Islam.
Sementara itu, bagian Pembangunan Muallaf memiliki program pengajaran yang menggunakan metode tarbiyah. Program ini bertujuan untuk membimbing para muallaf dalam memahami ajaran Islam, membuat kebijakan terkait pengelolaan muallaf, serta membekali mereka dengan keterampilan kewirausahaan agar menjadi Muslim yang mandiri dan sukses. Di Pusat Dakwah Islamiyah, setiap karyawan atau pengurus memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing, dengan jam kerja mulai pukul 07.00 pagi hingga 16.30 sore.
“Khoirunnas anfa’uhum linnas, yang artinya kita harus bermanfaat bagi banyak orang, termasuk non-Muslim, terutama jika mereka tertarik dengan Islam dan berkeinginan untuk memeluknya,” ujar Ustad Pengiran Haji Jufri bin Haji Hidup, Ketua Bagian Pengembangan Dakwah.
Pekan ketiga di Brunei Darussalam menjadi pengalaman yang sangat berkesan bagi para mahasiswa. Mereka berkesempatan menyaksikan langsung kegiatan pengislaman dan dakwah khas yang berbeda dari yang ada di Indonesia. Para mahasiswa bahkan menjadi saksi proses pengislaman seorang saudara baru keturunan India yang mengucapkan dua kalimat syahadat di Pusat Dakwah Islamiyah Brunei Muara. Saudara baru tersebut diberi nama Islam “Muhammad Mu’az bin Abdullah” oleh Bagian Pengembangan Dakwah sebagai bentuk penghormatan dan peresmian masuknya ia ke dalam Islam.
Di Brunei Darussalam, program pengislaman menjadi salah satu prioritas utama dakwah, mengingat mayoritas penduduk negara ini adalah Muslim. Oleh karena itu, pengislaman menjadi misi penting bagi unit pengembangan dakwah di bawah naungan Pusat Dakwah Islamiyah.
Selain itu, para mahasiswa juga ikut serta dalam kunjungan ke rumah-rumah saudara non-Muslim di Kampung Bebuluh. Kampung ini mayoritas dihuni oleh suku Dusun, dengan jumlah penduduk sekitar 800 orang, di mana sekitar 300 di antaranya baru memeluk Islam. Mahasiswa juga mengunjungi Rumah Kegiatan Agama di Kampung Sungai Mao, daerah Belait, bersama para pengurus Pusat Dakwah Islamiyah. Di sana, mereka disambut di ruangan majlis Al-Qur’an untuk para muallaf. Mahasiswa mendengarkan bacaan Al-Qur’an yang merdu dan menyaksikan semangat para lansia dan anak-anak dalam mempelajari ayat-ayat suci. Beberapa mahasiswa pun berkesempatan mengajarkan sedikit ilmu Al-Qur’an kepada para muallaf yang ada di kelas bimbingan.