Berita

Dakwah dan Komunikasi

Tuesday, 19 July 2022

ANTARA PALA PENDEM DAN PIZZA DI COFFEE MORNING PIMPINAN UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

Surabaya (18/7) “Bapak ibu pilih yang mana, pala pendem atau pizza …?”Itulah sepenggal kalimat Prof. Akh. Muzakki, M.Ag., Grad. Dip. SEA., M.Phil., Ph.D Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya mengawali coffee morning di Fakultas Dakwah dan Komunikasi.  Kegiatan rutin mingguan yang dilakukan dalam rangka koordinasi, evaluasi dan sharing of idea pimpinan di lingkungan  UINSA menjadi menarik lantaran sajian yang disuguhkan adalah pala pendem. Makanan tradisional yang terdiri dari kacang, ketela, kentang rebus dan lento.

Bukan soal makanannya, tapi filosofi dari makanan ini yang harus dicermati”, ujar Rektor UINSA. “Pala pendem ini bersih dan menyehatkan, namun karena kemasannya kurang menarik dibandingkan dengan pizza yang diberi berbagai varian topping, maka orang lebih memilih pizza sebagai hidangan”.tegas pria yang juga menjabat sebagai Wakil Sekjen PBNU.

Coffee morning yang dihadiri oleh rektor, wakil rektor, pada dekan dan kepala unit kerja di lingkungan UIN Sunan Ampel berjalan santai tapi serius bahkan cenderung gayeng. Itu ditandai dengan canda tawa meski masalah yang dibicarakan begitu serius, namun tetap fokus memperhatikan setiap arahan rektor UIN Sunan Ampel Surabaya. Identifikasi dan membicang masalah serta temukan solusi adalah target dilakukannya coffe morning setiap senin pagi pukul 08.00 – 09.30 wib.

Kembali ke tema pala pendem dan pizza, Rektor UINSA menjelaskan bahwa makanan itu sekedar contoh betapa sesuatu yang dikemas dengan baik pasti menarik banyak pihak. Demikian pula UINSA jika ingin didatangani banyak pihak harus dikemas lebih menarik. Standar kemenarikan salah satunya dapat dilihat dari lingkungan UINSA harus bersih, sehat dan tertata rapi. “UINSA ini harus bersih, pimpinan di seluruh unit harus tahu dan paham tentang itu, jika tidak berarti anda tidak memiliki kepedulian terhadap lembaga ini. Mari tingkatkan kepedulian kita terhadap lembaga ini dengan memperbaiki segala hal yang kurang baik, termasuk masalah kebersihan dan keindahannya” Jelas pria yang dikenal juga sebagai Sekretaris MUI Jawa Timur. Bagi Rektor UINSA tata kelola lembaga yang baik adalah kata kunci membawa UINSA lebih baik dan menarik, karena itu harus segera diperbaiki dan diarahkan berdasarkan aturan yang ada. Sehingga apapun yang ada di lingkungan UINSA harus diatur, tidak boleh sendiri-sendiri. Lembaga ini milik negara, dan civitas akademika UINSA diberikan amanat untuk menjaga dan mengembangkannya.

Terdapat sesi diskusi dalam kegiatan rutin ini dengan menyediakan waktu kepada pimpinan unit untuk menyampaikan berbagai hal terkait unitnya masing-masing dan memformulasikan solusi terbaik untuk satu minggu ke depan, dilanjut dengan respon rektor terhadap pertanyaan dan ide yang disampaikan oleh para pimpinan unit.  Sebelum mengakhiri coffee morning, rektor UINSA menyampaikan beberapa agenda satu minggu ke depan yang wajib diketahui oleh pimpinan unit, yaitu pertama minggu bersih, yaitu gerakan bersih-bersih unit kerja terhadap sampah, barang tak terpakai atau hal-hal yang dirasa tidak sedap dipandang mata. Kedua,  pelantikan perangkat rektor tahap ketiga yang terdiri dari personal jurusan, prodi dan laboratorium. Ketiga, sekolah administrasi tahap 2 dan 3 bagi pimpinan unit kerja, jurusan dan prodi, keempat, pengkajian terhadap penyematan nama gedung di UINSA dengan nama para ulama dan pendiri UINSA yang memiliki kontribusi akademik, (jurnalis_fdk)