UINSA Newsroom, Senin (09/12/2024): Hari ini Senin, 09 Desember 2024 UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya bertempat di Gedung KH. Saifuddin Zuhri, Kampus A. Yani Surabaya mengadakan kegiatan “Eco-Harmony and Social Inclusion Festival: Expanding The Istiqlal Declaration.” Kegiatan ini digelar selama tiga hari mulai 09-11 Desember 2024 dengan berbagai rangkaian acara. Antara lain seminar, Pemecahan Rekor Muri, Bedah Buku, Job Festival, serta Pameran UMKM.
Dalam opening ceremony, kegiatan ini dihadiri perwakilan dari Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kementerian Agama, Perwakilan Walikota Surabaya, tokoh agama dan tokoh masyarakat, serta seluruh pejabat di lingkungan UINSA Surabaya.
Hadir sebagai narasumber kegiatan antara lain Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemerintah Kota Surabaya, Agus Imam Sonhaji, ST., MMT., dan Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid, S.Psi., M.Psi., Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian. Termasuk narasumber internal, Dr. Andik Dwi Muttaqin, M.T., Dosen pada Fakultas Sains dan Teknologi, serta Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Prof. Abdul Kadir Riyadi, Ph.D.
Kegiatan dibuka langsung Rektor UINSA Surabaya, Prof. Akh. Muzakki, M.Ag., Grad.Dip., SEA., M.Phil., Ph.D. Dalam sambutannya, Rektor menyampaikan, bahwa kegiatan selama tiga hari ini merupakan perintah langsung dari Menteri Agama RI untuk UINSA sebagai bentuk Expanding The Istiqlal Declaration. Hal ini dalam rangka memperluas nilai baik yang sudah direkomendasikan dalam deklarasi Istiqlal tahun 2024.
Kegiatan ini, menurut Rektor, ditujukan untuk menggali dan memperluas rekomendasi deklarasi Istiqlal tersebut. Rektor menegaskan, bahwa rusaknya ruang publik adalah karena diamnya orang baik, bukan karena canggihnya orang jahat. “Rusaknya ruang publik karena agamawan tidak tampil ke permukaan. Rusaknya ruang publik karena agamawan kalah sama pemilik modal, oleh kekuasaan yang tidak meneguhkan prinsip humanisasi,” ujar Prof. Muzakki.
Mewakili Walikota Surabaya, Agus Imam Sonhaji dalam sesi paparan menyebutkan, bahwa Pemerintah Kota Surabaya terus berupaya melakukan pembangunan berkelanjutan yang fokus pada perlindungan terhadap alam, lingkungan, dan masyarakat. Pembangunan berkelanjutan ini dimulai dari green city, livable city, smart city, hingga world class city. “Pemkot Surabaya memiliki visi gotong-royong mewujudkan Kota Surabaya menjadi kota dunia yang lebih maju, humanis dan berkelanjutan,” tegasnya.
Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid menambahkan, penting adanya kerja kolaboratif dan kemprehensif dalam rangka mewujudkan harapan-harapan baik yang tercantum dalam Deklarasi Istiqlal. “Dengan pertemuan para pemuka agama, dengan Deklarasi Surabaya, kita dapat meluncurkan sebuah gerakan total dan komprehensif bagi Warga Surabaya dan Jawa Timur agar nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai spiritual dapat menjadi pemandu kita untuk mengelola kehidupan kita bersama dengan sesama manusia maupun dengan alam,” ujar Alissa Wahid-panggilan akrabnya.
Pembacaan dan penandatanganan ‘Deklarasi Surabaya’ menjadi salah satu mata rantai kegiatan hari pertama. Selain Rektor sebagai perwakilan UINSA, deklarasi ini juga ditandatangani perwakilan Pemkot Surabaya, Pemuka Agama dan Kepercayaan Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu, Penghayat, Baha’i, Aktivis Lingkungan, serta Komunitas Gusdurian. Tujuan dari deklarasi ini untuk menyatakan tekad dalam mewujudkan harmoni ekologis dan inklusi sosial dalam rangka menangani dehumanisasi dan kerusakan alam yang dihadapi umat manusia saat ini.
Selain itu, menutup rangkain opening Ceremony, UINSA secara khusus juga menerima penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk pemecahan rekor dengan tema perguruan tinggi yang menyelenggarakan festival karir industri halal dengan sektor halal terbanyak. (Nls/Humas)
Reportase: Nilasari
Redatur: Nur Hayati
Foto: MN. Cahaya
Highligt: Rian