
UINSA Newsroom, Senin (19/05/2025); Sebanyak 44 Calon Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (CPPPK) pada UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya menanam pohon tabebuya serentak di Kampus Gunung Anyar UINSA pada Senin, 19 Mei 2025. Kegiatan ini dalam rangka implementasi Ecoteologi yang digagas Menteri Agama RI, Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA.
Rektor UINSA, Prof. Akh. Muzakki, M.Ag., Grad.Dip.SEA., M.Phil., Ph.D., dalam sambutan usai apel pagi menyampaikan, bahwa ecoteologi menjadi perhatian Menteri Agama. Maka, seluruh pegawai pada satker Kementerian Agama berkewajban untuk melaksanakan apa yang menjadi gagasan Menteri Agama RI. “Bumi ini bukan hanya penting disyukuri. Tapi bumi ini juga penting untuk dikonservasi,” ujar Prof. Muzakki.

Bentuk konservasi yang bisa dilakukan, menurut Rektor, dapat dimulai dari berhemat dalam penggunaan Sumber Daya Alam serta pengolahan sampah. Penanaman Tabebuya, lanjut Rektor, menjadi bagian dari upaya konservasi terhadap bumi.
Alasan dipilih Tabebuya, sebagaimana disampaikan Rektor, karena tanaman ini memiliki karakteristik akar yang tidak merusak struktur tanah/bangunan. “Kedua, kenapa dipilih tabebuya? Ini simbol, bahwa konservasi alam itu bukan hanya tugas satu atau gugus kelompok tertentu. Tapi ini kebutuhan dan concern global,” ucap Prof. Muzakki.

Sebagaimana diketahui, tabebuya bukan tanaman asli Indonesia tapi Jepang. Penanaman tabebuya menunjukkan tingginya perhatian UINSA terhadap konservasi alam. Sekaligus mengingatkan, bahwa konservasi alam tidak hanya berkaitan dengan prinsip keagamaan tapi juga perhatian dunia. “Pegawai yang keren adalah pegawai yang sangat sadar untuk melakukan konservasi alam,” tegas Prof. Muzakki.
“UINSA sekaligus menjadi pionir untuk mengembangkan bagaimana konservasi alam berbasis teologi di area urban,” imbuh Prof. Muzakki. (Nur/Humas)

Redaktur: Nur Hayati
Desaiin Foto: MN. Cahaya
Highlight: Mualam