Berita

Surabaya – (24/01/2024) American Psychological Association atau APA, sebuah organisasi profesional untuk psikolog di Amerika Serikat, baru-baru ini bekerja sama dengan HIMPSI mengadakan International Seminar and National Leadership Forum di Hotel Bumi Surabaya City Resort. Kegiatan ini turut dihadiri oleh perwakilan Fakultas Psikologi Kesehatan (FPK) di antaranya Dr. phil. Khoirun Niam selaku Dekan Psikologi, Dr. S. Khorriyatul Khotimah, M.Psi., Psikolog selaku Wakil Dekan II, serta Dr. Lufiana Harnany Utami, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Psikologi.

Seminar ini mengusung tema “The Future of Psychology: How Psychological Science and Practice Contribute in Building the Nation.” yang secara garis besar memberikan wawasan berharga dari tokoh-tokoh di Association of American Psychology tentang pemanfaatan teknologi dalam pelayanan psikologi.

Pada sesi pembukaan, Arthur C. Evans, Chief Executive Officer APA, menyampaikan bagaimana teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dapat menjadi solusi untuk meningkatkan pelayanan psikologi di tengah stigma negatif terhadap kesehatan mental. Arthur menyoroti pentingnya penerapan teknologi digital, baik dalam asesmen psikologi, program intervensi, hingga publikasi dan riset ilmiah, guna menjangkau masyarakat lebih luas.

Namun, Arthur juga menekankan bahwa meskipun AI membawa banyak manfaat, terdapat risiko seperti penyalahgunaan data, pelanggaran privasi, dan bias yang memengaruhi akurasi hasil. “AI seharusnya menjadi pelengkap, bukan pengganti psikolog. Psikolog harus memiliki nilai tambah yang tidak bisa diberikan oleh teknologi,” ujar Arthur. Hal ini menggarisbawahi pentingnya mempertahankan sentuhan manusia dalam pelayanan psikologi, terutama dalam aspek yang memerlukan empati dan intuisi manusia.

Sesi berikutnya diisi oleh Debra M. Kawahara, Presiden APA 2025, yang memaparkan strategi dalam pengembangan pendidikan psikologi, khususnya di tingkat magister dan doktoral. Debra menggarisbawahi empat prinsip utama dalam program spesialis: fondasi inti ilmu psikologi, dasar profesionalisme, spesialisasi teori, dan aplikasi profesional. Ia menekankan pentingnya program pendidikan yang memberikan pengalaman langsung serta pengembangan profesionalisme untuk menghasilkan psikolog berkualitas tinggi yang mampu menjawab kebutuhan zaman.

Pembicara terakhir, Amanda Clinton, Senior Director for International Affairs APA, menyampaikan pentingnya peran riset psikologi dalam mendukung kebijakan publik. Melalui sebuah kasus tragis tentang penembakan di sekolah, Amanda menyoroti urgensi integrasi hasil penelitian psikologi ke dalam kebijakan pemerintah. Ia menekankan bahwa penelitian di bidang psikologi seharusnya tidak hanya menjadi dokumentasi akademik, tetapi juga menjadi dasar untuk menciptakan regulasi yang relevan dengan isu kesehatan mental.

Kehadiran perwakilan FPK UINSA dalam acara ini menjadi momen penting untuk memperluas wawasan dan jaringan internasional, terutama dalam mendalami implementasi teknologi dan inovasi di bidang psikologi. Diskusi interaktif yang berlangsung sepanjang seminar memberikan kesempatan bagi para peserta untuk bertukar ide dan pengalaman dengan tokoh-tokoh ternama di dunia psikologi.

Seminar ini menegaskan bahwa perkembangan psikologi di era digital tidak hanya membutuhkan inovasi teknologi, tetapi juga kolaborasi antara akademisi, praktisi, dan pembuat kebijakan. Perwakilan FPK UINSA berharap ilmu dan wawasan yang diperoleh dari acara ini dapat diterapkan dalam pengembangan pendidikan psikologi dan layanan kepada masyarakat, sesuai dengan visi universitas untuk menghasilkan lulusan yang adaptif dan kompeten di tingkat global.

Writer: Septi Nur Azizah
Editor: Cahaya Kamila Ashari

Loading