Column

Oleh: Hary Supriyatno
Pustakawan Ahli Madya UIN Sunan Ampel Surabaya

Literasi komputer yang diperingati setiap tanggal 2 Desember mengingatkan kita akan pentingnya peran komputer sebagai alat bantu dalam penyelesaian tugas dan masalah hidup manusia. Komputer yang merupakan bagian dari teknologi informasi, saat ini telah menjadi bagian penting dalam tiap sendi kehidupan masyarakat. Sejak bangun tidur hingga hendak tidur kembali, manusia memiliki ketergantungan dengan teknologi informasi. Setiap orang tidak dapat dipisahkan dari produk teknologi yang bernama komputer, smartphone, dan internet. Perangkat inilah yang digunakan dalam setiap aktifitas masyarakat, mulai dari bekerja, belajar, belanja, dan pemenuhan kebutuhan hidup lainnya(Cholik, 2021).

Perkembangan teknologi informasi berdampak langsung pada kultur yang ada di masyarakat. Setiap individu atau kelompok berlomba untuk menjadi yang paling pertama dan paling banyak dalam kepemilikan informasi. Pentingnya sumber informasi bagi masyarakat dapat digambarkan ketika terjadinya gangguan media sosial. Kerugian bukan hanya karena tidak update informasi, tetapi juga secara ekonomi. Banyak pelaku usaha yang memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi dan transaksi jual beli produk. Ketergantungan masyarakat dengan teknologi dan informasi ini melahirkan sebutan bagi mereka sebagai masyarakat informasi.

Masyarakat informasi identik dengan adanya inovasi, akses informasi, dan jejaring (Castell, 2008). Juga perubahan pola produksi dari manufaktur ke jasa, modal kerja dari uang/ tanah ke informasi, dan dominannya infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (Bell, 1973). Serta kaitan erat masyarakat dengan technological, economic, occupational, spatial, dan cultural (Webster, 2014). Masyarakat informasi mencirikan diri dengan ketergantungan orang pada informasi dalam menyelesaikan masalah hidup. Diantara penghasil informasi adalah komputer dan internet. Tanpa intenet, maka dapat dipastikan seseorang akan mengalami kesenjangan dalam akses sumber informasi(Noor, 2019). Dari sini terlihat pentingnya literasi computer bagi masyarakat.

Liliana, dkk.(2021) membagi literasi komputer menjadi tiga kategori, yakni perangkat keras, perangkat lunak, dan aplikasi.  Dua kategori terakhir dari literasi komputer inilah yang menjadi tali penghubung dengan literasi digital. Literasi digital dimaknai sebagai ketrampilan seseorang dalam memanfatakan produk teknologi informasi untuk akses beragam informasi secara digital/ jaringan. Melalui literasi digital memungkinkan orang untuk searching, saving, reading, dan sharing. Obyek literasi digital berkisar pada tiga media digital, yakni website, media sosial, dan aplikasi. Tiga jenis media digital yang berkaitan erat dengan komputer. Adapun prinsip literasi digital ada empat, yakni digital skill, digital culture, digital ethics, dan digital safety(Nugraha, 2022).

Digital Skill atau kecakapan digital merupakan pengetahuan dan ketrampilan dalam penggunaan media digital berbasis smartphone, komputer, tablet, atau perangkat lainnya. Digital skill diterjemahkan oleh Perpustakaan UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya dengan pembekalan masyarakat pada kemampuan pemanfaatan media digital, baik yang dilanggan maupun free access. Diantaranya yakni e-resources, Turnitin, management reference, software otomasi dan digitalisasi, serta bibliometric. Tujuannya adalah sebagai solusi penyelesaian tugas akademik dan pekerjaan berulang. 

Digital Culture atau budaya digital diartikan sebagai perubahan pola interaksi konvensional yang identik dengan tatap muka (luring) menjadi tatap kaca atau daring. Budaya digital berdampak pada peningkatan produksi dalam bekerja. Hal ini disebabkan adanya kemudahan dan kecepatan dalam penyampaian informasi dan komunikasi, kolaborasi, inspirasi inovasi, dan layanan(Ferdian & Rahmawati, 2019). Beberapa praktik di perpustakaan adalah dengan penyediaan koleksi digital, seperti repository, e-book, e-journal dan indeksasi jurnal internasional bereputasi. Juga penyediaan layanan online, seperti konsultasi prosedur pemanfaatan perpustakaan, cek plagiasi, dan bebas pinjam online.

Digital Ethics atau etika digital diperlukan sebagai cerminan diri dalam dunia maya dan terhindar dari pelanggaran. Etika bermedia digital wajib dilakukan oleh setiap orang sekalipun itu adalah akun pribadi. Menyadari adanya dunia nyata dan maya adalah kunci agar etika digital tetap bisa dijaga. Etika tetap berlaku dan harus di jaga sekalipun berada pada ranah yang berbeda, yakni sosial dan media (Rianto, 2019). Jika tidak mengindahkan, maka konsekuensi kesalahan dalam etika digital harus kita terima, baik sanksi sosial maupun hukum. Seperti larangan penyebaran berita bohong/ hoax, SARA, dan pornografi(Terttiaavini & Saputra, 2022; Turnip & Siahaan, 2021)

Praktik plagiasi merupakan salah satu contoh pelanggaran digital etik bagi dunia akademisi. Oleh karenanya, perpustakaan memberikan layanan pelatihan management reference dan plagiarisme checker sebagai bagian dari alat sitasi dan pentingnya hasil pemikiran sendiri dalam penyusunan karya ilmiah.

Digital Safety atau keamanan digital dibutuhkan untuk melindungi data pribadi yang kita miliki. Pentingnya pemanfaatan identitas resmi universitas merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan, seperti domain atau nomor induk mahasiswa/pegawai. Pemanfaatan kedua identitas memberikan jaminan keamanan dan integritas pengguna.

Literasi digital menjadi salah satu pilihan bagi Perpustakaan UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya dalam upaya impelementasi prinsip masyarakat informasi, yakni melalui teknologi informasi. Dalam penyelenggaraan kegiatan literasi digital, Perpustakaan UINSA memiliki dua pendekatan, yakni tema dan media. Pendekatan tema berkaitan dengan bahan diskusi. Sedangkan media adalah pemanfaatan media digital sebagai sarana penyampaian literasi.

Tema Literasi Digital

Literasi digital oleh Perpustakaan UINSA tidak hanya diperuntukkan bagi sivitas akademika UINSA saja, tetapi juga masyarakat umum seperti sekolah dan perguruan tinggi. Beberapa tema dalam kegiatan literasi yang dapat dilakukan oleh perpustakaan diantaranya yaitu Strategi Pemanfaatan e-resources (SPE), Management Reference untuk Penelitian (MRP), Stop Plagiarisme dengan Turnitin (SPT), Pemanfaatan Scopus untuk Penelitian (SuP), Otomasi Perpustakaan (OTP), dan Bibliometrik (BLK). Detail tema kegiatan dan jumlah peserta literasi digital tahun 2024 (sampai dengan tanggal 16 November) sebagaimana berikut:

NO.KEGIATAN (KODE)JUMLAHUNSUR PESERTA
1SPE14/5Internal/ Eksternal
2MRP32/ 5Internal/ Eksternal
3SPT10Internal
4SuP14Internal
5OTP6Eksternal
6BLK14Internal

Media Literasi Digital

Literasi digital dilakukan dengan memanfaatkan tiga media digital, yakni website, media sosial, dan aplikasi. Website dan media sosial digunakan sebagai sarana promosi koleksi/ panduan pemanfaatan layanan. Format promosi bisa berjenis flyer, audio, maupun video. Sedangkan aplikasi digunakan dalam penyampaian literasi melalui skema daring via zoom meeting. Media digital menjadi sarana literasi digital harian di perpustakaan. Berikut adalah data literasi digital dengan menggunakan jenis media digital beserta jumlahnya di tahun 2024 (sampai dengan tanggal 16 November):

NO.JENIS MEDIA DIGITALJUMLAH
1Aplikasi Zoom Metting20 Kegiatan
2Website20 Postingan
3Media Sosial348 Postingan

Literasi digital berbasis tema dan media di Perpustakaan UINSA berjalan dengan baik dan diminati oleh sivitas akademika dan masyarakat. Hal ini dikarenakan target kegiatan tidak hanya pengenalan dan pemanfaatan, tetapi sekaligus mampu dalam memproduksi karya dan bermanfaat dalam peningkatan karier akademik. Berikut target pelaksanaan literasi digital di Peprustakaan UINSA:

  1. Bagi Sivitas Akademika UINSA, digunakan sebagai sarana penyelesaian tugas akademik sebagai syarat kelulusan dan kenaikan pangkat. Jenis produk literasi seperti tugas akhir, artikel, buku, dan pedoman.
  2. Bagi Guru, digunakan sebagai sarana penyusunan dan penyelesaian Penelitian Tindakan Kelas dan artikel untuk kenaikan pangkat dan pencairan insentif profesi.
  3. Bagi pengelola perpustakaan, meningkatkan layanan yang berdampak pada peningkatan citra lembaga.

Melalui literasi (komputer) digital, Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya telah ikut berpartisipasi dalam terciptanya masyarakat informasi dalam rangka peningkatan kesejahteraan sivitas akademika UINSA dan masyarakat. Literasi digital menjadi solusi dari segala permasalahan hidup, baik segi pendidikan, sosial, dan ekonomi.