

Sidoarjo, (Jumat, 2 Mei 2025). Jumat merupakan hari yang penuh rahmat, saatnya kita untuk memperbaiki diri dan memperbanyak amal kebaikan. Suasana hangat serta penuh semangat yang menyelimuti seluruh warga SMAN 3 Sidoarjo, memulai hari dengan berdzikir bersama dalam kegiatan istighosah, siswa SMAN 3 Sidoarjo juga melaksanakan kegiatan rutin Jumat IMTAQ (Iman dan taqwa) yang dilaksanakan khusus untuk seluruh siswa dan siswi SMAN 3 Sidoarjo. Beberapa siswi dengan agama yang berbeda juga melaksanakan kegiatan IMTAQ dengan pemateri yang mumpuni di dalam agamanya.
Kegiatan Jumat IMTAQ ini merupakan salah satu program unggulan sekolah yang dilaksanakan sekali setiap pekan sebagai pelatihan penguatan pendidikan karakter dan moderasi beragama bagi semua siswanya. Tujuan dari adanya program ini tidak lain dan tidak bukan ialah untuk menanamkan nilai-nilai rohani dalam kehidupan sehari-hari siswa. Kegiatan ini membuka kesempatan bagi para pendidik untuk menyeimbangkan aspek akademik siswa dengan rohani siswa. Sehingga siswa diharapkan memiliki karakter yang kuat, menjunjung nilai-nilai moral dan toleransi yang tinggi.
Sebuah bentuk kegiatan yang tidak hanya sebatas pengisi waktu belaka, melainkan wujud dari aktualisasi visi dan misi sekolah dalam mencetuskan generasi 3C, Cerdas Intelektual, Cerdas Sosial, dan Cerdas Religi. Waktu yang berlalu tidak berujung sia-sia melainkan diisi dengan kegiatan dan pemahaman bermakna dari sisi agama. Kegiatan ini yang akan menjadi salah satu ujung tombak sekolah dalam meningkatkan penghayatan dan pengamalan warga sekolah terhadap ajaran agama dan peribadatan demi mewujudkan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa.
Pada jumat siang yang cerah ini kegiatan rutin tersebut terasa istimewa dengan menghadirkan Mahasiswi MBKM prodi Pendidikan Agama Islam dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA) sebagai imam sholat wajib dzuhur serta pembicara utama pada tausiyah mingguan dengan judul “Cantik Luar Dalam: Baik dari Aspek Penampilan dan Akhlaknya”. Dalam tausiyah-nya, pembicara mengajak seluruh siswi untuk merenungkan kembali mengenai makna kecantikan yang sesuai dengan perspektif islam. Ia menyampaikan bahwa kecantikan tidak semata-mata diukur dari penampilan fisik, namun juga dilihat melalui akhlak dan ketakwaannya kepada Allah SWT.
“Seringkali kita terjebak dalam definisi cantik versi media sosial; wajah putih, kulit mulus, tubuh langsing, dan gaya pakaian kekinian. Padahal menurut islam, cantik adalah keseimbangan antara penampilan luar yang sesuai syariat dan akhlak yang mulia dari dalam hati.” Ujarnya pada siang itu.
Ia juga mengutip hadis Rasulullah SAW: “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan hartamu, tetapi Allah melihat kepada hati dan amalanmu.” (HR. Muslim). Hal ini menjadi pengingat bagi para siswi bahwa kebaikan hati, kesopanan, dan kelembutan dalam berbicara bisa menjadi perhiasan utama seorang Muslimah.
Semua pesan tersebut disampaikan bukanlah tanpa adanya dasar, melainkan ditujukan kepada perkembangan fashion dan budaya berbusana wanita yang kian beragam di kalangan remaja. Ketidakseimbangan standar moral dan standar kecantikan menjadi semakin jomplang dengan adanya media sosial yang bukan hanya tidak terbatas tapi juga tidak terkontrol. Media sosial menjadi salah satu pintu munculnya fenomena psikologi Bandwagon effect, di mana seseorang cenderung mengikuti suatu tren, gaya, atau sikap karena melihat banyaknya orang yang melakukannya. Fenomena yang kerap kali terkait dengan standar kecantikan ini justru menjauhkan seseorang dari sesuatu yang kita panggil sebagai syariat. Sorotan ini diberikan, karena menariknya, kecantikan akhlak ternyata tidak dapat memicu Bandwagon Effect sesering kecantikan rupa. Dengan terselenggaranya kegiatan Jumat IMTAQ secara rutin, SMAN 3 Sidoarjo terus menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan lingkungan pendidikan yang tidak hanya unggul pada prestasi akademik saja, tetapi juga mempertimbangkan kepribadian siswa yang religius, berakhlak mulia, dan memiliki toleransi tinggi terhadap sesama.