Prodi Teknik Sipil
January 24, 2024

Kegiatan Forum Ilmiah : Mitigasi Kebencanaan

Agenda

Kegiatan Forum Ilmiah : Mitigasi Kebencanaan  

Hari ini, 14 September 2023 Program Studi Teknik Sipil UINSA telah melaksanakan kegiatan Forum Ilmiah yang diselenggarakan di Ruang Amphitheater, Gedung Terpadu Lt. 9 UINSA Kampus Gunung Anyar. 

Narasumber dalam pembahasan Mitigasi Kebencanaan kali ini, yaitu Ibu Dr. Eng Aniendhita Rizky Amalia, S.T., M.T. yang merupakan Dosen Teknik Sipil,Tenaga Ahli Laboraturium Struktur ITS dan Ibu Astria Nugrahany, S.T,. M.Sc. yang merupakan Kepala Divisi Teknologi Informasi Perum Jasa Tirta I. Diskusi interaktif dengan kedua narasumber dan para peserta dimoderatori oleh salah satu dosen Teknik Sipil UINSA, yaitu Ibu Efa Suriani, M. Eng. 

Kegiatan Forum Ilmiah : Mitigasi Kebencanaan

Materi pertama oleh Ibu Dr. Eng Aniendhita Rizky Amalia, S.T., M.T. atau yang lebih akrab di sapa Ibu Ara, membahas tentang Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Tahan Bencana. Beliau menyatakan bagaimana Perencanaan infrastruktur Bangunan dan Non- Bangunan yang tahan akan bencana alam, non alam, dan bencana sosial dengan cara memperhatikan kekuatan struktural pada saat perencanaan. Terdapat kategori risiko yang menentukan faktor keutamaan gempa, yaitu kategori 1 yaitu bangunan kecil dan rendah resiko seperti pos satpam, kategori 2 merupakan kategori sedang, seperti perumahan, kategori 3 dan 4 yang merupakan kategori resisko tinggi seperti gedung pencakar langit dan pembangkit. Adapun rumus yang digunakan dalam perencanaan pembangunan terhadap gempa yaitu V = Sds.Ie/R.W. Penentuan SRPM (Sistem Rangka Pemikul Momen) juga mejadi pertimbangan dalam pembangunan yang kuat akan bencana. Yang perlu dipertimbangkaan yaitu bangunan yang simetris, kualitas material yang baik, dan asessment rutin, jalur evakuasi pelatihan mitigasi bencana. “Earthquake doesn’t kill people, building do” itulah quotes yang disampaikan Ibu Ara. Di sisi lain, pada materi kedua oleh Ibu Astria Nugrahany, S.T., M.Sc. menjelaskan tentang Mitigasi Bencana Hidrologis Dampak dari Perubahan Iklim, dijelaskan bahwa Perum Jasa Tirta 1 mengelola kondisi perairan khususnya berada di Jawa Timur. Dijelaskan bahwa perubahan iklim sangat berpengaruh terhadap bencana hidrologis, dan Perum Jasa Tirta 1 mengolah data perairan seperti bendungan-bendungan, data hidrologi, dan data penggunaan kebutuhan air dengan bantuan Apk prediksi seperti Forecast Curah Hujan BMKG, SMWS (Smart water Managment System), WEB Aquarius PJT 1 dan bantuan CCTV yang dipasang di tiap pintu air untuk memantau tinggi air sesuai iklim.  



Acara ini dihadiri sebanyak 125 peserta, diantaranya merupakan mahasiswa Teknik Sipil UINSA, PPNS, Universitas 17 Agustus dan tentunya membuka wawasan bagi peserta mengenai Mitigasi Bencana, dimana hal itu sangat berkaitan dengan program studi Teknik Sipil. Dalam acara ini terlihat antusiasme peserta yang sangat tinggi dengan turut serta pada sesi diskusi. Diantaranya menanyakan “Apa ketentuan khusus SPRM?” “Bagaimana sistem kerja Turne Mass Damper (TMD) pada saat gempa?” “Apakah hujan bisa dialihkan seperti pada saat mandalika? apakah hujan bisa diatur turun dan dipindahkan dengan teknologi ?” “Apa langkah yang harus dilakukan ketika gempa dan kita masih ada di dalam gedung?” Pertanyaan tersebut direspon oleh Ibu Ara dan Ibu Astri dengan penjelasan antara lain Ketentuan Khusus SPRM adalah perhitungan perencanaan sambungan dan gaya yang diterima pada sambungan tersebut terhadap pembentukkan balok.  Cara kerja TMD yaitu menyeimbangkan apabila gedung terebut terkena goncangan dan bergerak ke kanan, maka TMD tersebut bergerak ke kiri. Jawaban dari pertanyaan ketiga oleh Pak Fatur Rohman M.Ag yaitu secara sains belum ada yang membuktikan pawang hujan, Akan tetapi hujan bisa didatangkan secara sains dengan cara menaburkan garam ataupun modifikasi awan, dengan biaya yang cukup mahal. Jawaban pertanyaan ke 4 yaitu coba lindungi kepala dengan tas atau benda yang empuk. Lalu cari tempat evakuasi yang aman. Pembahasan dan diskusi Mitigasi Kebencanaan ini semakin memperkuat mindset bahwa bencana dari Tuhan memang tidak bisa di prediksi, namun kita bisa mengantisipasi terjadinya bencana dan meminamilisir korban dari bencana. Kegiatan diakhiri closing statement oleh Pak Hakim yaitu “Sebagai engineer merupakan tugas yang berat, tanggung jawab yang besar. Namun kita harus bersyukur karena diberi kesempatan atas tanggung jawab itu”

Kegiatan Forum Ilmiah : Mitigasi Kebencanaan

Hari ini, 14 September 2023 Program Studi Teknik Sipil UINSA telah melaksanakan kegiatan Forum Ilmiah yang diselenggarakan di Ruang Amphitheater, Gedung Terpadu Lt. 9 UINSA Kampus Gunung Anyar. 

Narasumber dalam pembahasan Mitigasi Kebencanaan kali ini, yaitu Ibu Dr. Eng Aniendhita Rizky Amalia, S.T., M.T. yang merupakan Dosen Teknik Sipil,Tenaga Ahli Laboraturium Struktur ITS dan Ibu Astria Nugrahany, S.T,. M.Sc. yang merupakan Kepala Divisi Teknologi Informasi Perum Jasa Tirta I. Diskusi interaktif dengan kedua narasumber dan para peserta dimoderatori oleh salah satu dosen Teknik Sipil UINSA, yaitu Ibu Efa Suriani, M. Eng. 

Kegiatan Forum Ilmiah : Mitigasi Kebencanaan

Materi pertama oleh Ibu Dr. Eng Aniendhita Rizky Amalia, S.T., M.T. atau yang lebih akrab di sapa Ibu Ara, membahas tentang Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Tahan Bencana. Beliau menyatakan bagaimana Perencanaan infrastruktur Bangunan dan Non- Bangunan yang tahan akan bencana alam, non alam, dan bencana sosial dengan cara memperhatikan kekuatan struktural pada saat perencanaan. Terdapat kategori risiko yang menentukan faktor keutamaan gempa, yaitu kategori 1 yaitu bangunan kecil dan rendah resiko seperti pos satpam, kategori 2 merupakan kategori sedang, seperti perumahan, kategori 3 dan 4 yang merupakan kategori resisko tinggi seperti gedung pencakar langit dan pembangkit. Adapun rumus yang digunakan dalam perencanaan pembangunan terhadap gempa yaitu V = Sds.Ie/R.W. Penentuan SRPM (Sistem Rangka Pemikul Momen) juga mejadi pertimbangan dalam pembangunan yang kuat akan bencana. Yang perlu dipertimbangkaan yaitu bangunan yang simetris, kualitas material yang baik, dan asessment rutin, jalur evakuasi pelatihan mitigasi bencana. “Earthquake doesn’t kill people, building do” itulah quotes yang disampaikan Ibu Ara. Di sisi lain, pada materi kedua oleh Ibu Astria Nugrahany, S.T., M.Sc. menjelaskan tentang Mitigasi Bencana Hidrologis Dampak dari Perubahan Iklim, dijelaskan bahwa Perum Jasa Tirta 1 mengelola kondisi perairan khususnya berada di Jawa Timur. Dijelaskan bahwa perubahan iklim sangat berpengaruh terhadap bencana hidrologis, dan Perum Jasa Tirta 1 mengolah data perairan seperti bendungan-bendungan, data hidrologi, dan data penggunaan kebutuhan air dengan bantuan Apk prediksi seperti Forecast Curah Hujan BMKG, SMWS (Smart water Managment System), WEB Aquarius PJT 1 dan bantuan CCTV yang dipasang di tiap pintu air untuk memantau tinggi air sesuai iklim.  


Acara ini dihadiri sebanyak 125 peserta, diantaranya merupakan mahasiswa Teknik Sipil UINSA, PPNS, Universitas 17 Agustus dan tentunya membuka wawasan bagi peserta mengenai Mitigasi Bencana, dimana hal itu sangat berkaitan dengan program studi Teknik Sipil. Dalam acara ini terlihat antusiasme peserta yang sangat tinggi dengan turut serta pada sesi diskusi. Diantaranya menanyakan “Apa ketentuan khusus SPRM?” “Bagaimana sistem kerja Turne Mass Damper (TMD) pada saat gempa?” “Apakah hujan bisa dialihkan seperti pada saat mandalika? apakah hujan bisa diatur turun dan dipindahkan dengan teknologi ?” “Apa langkah yang harus dilakukan ketika gempa dan kita masih ada di dalam gedung?” Pertanyaan tersebut direspon oleh Ibu Ara dan Ibu Astri dengan penjelasan antara lain Ketentuan Khusus SPRM adalah perhitungan perencanaan sambungan dan gaya yang diterima pada sambungan tersebut terhadap pembentukkan balok.  Cara kerja TMD yaitu menyeimbangkan apabila gedung terebut terkena goncangan dan bergerak ke kanan, maka TMD tersebut bergerak ke kiri. Jawaban dari pertanyaan ketiga oleh Pak Fatur Rohman M.Ag yaitu secara sains belum ada yang membuktikan pawang hujan, Akan tetapi hujan bisa didatangkan secara sains dengan cara menaburkan garam ataupun modifikasi awan, dengan biaya yang cukup mahal. Jawaban pertanyaan ke 4 yaitu coba lindungi kepala dengan tas atau benda yang empuk. Lalu cari tempat evakuasi yang aman. Pembahasan dan diskusi Mitigasi Kebencanaan ini semakin memperkuat mindset bahwa bencana dari Tuhan memang tidak bisa di prediksi, namun kita bisa mengantisipasi terjadinya bencana dan meminamilisir korban dari bencana. Kegiatan diakhiri closing statement oleh Pak Hakim yaitu “Sebagai engineer merupakan tugas yang berat, tanggung jawab yang besar. Namun kita harus bersyukur karena diberi kesempatan atas tanggung jawab itu”