Menyadari pentingnya kapasitas literasi akademik dalam mendukung profesionalisme guru, Program Studi Pendidikan Profesi Guru (PPG) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA) kembali menyelenggarakan kegiatan Coaching Clinic Penulisan Artikel PTK. Pelatihan ini berlangsung secara daring pada 10–12 Desember 2022, diikuti oleh mahasiswa dan alumni PPG dari berbagai angkatan dan daerah penugasan.
Berangkat dari tantangan rendahnya keterampilan penulisan ilmiah di kalangan guru, kegiatan ini bertujuan mengubah laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang biasanya bersifat administratif menjadi artikel yang dapat dipublikasikan di jurnal pendidikan. Mengusung tema “Guru Menulis, Pendidikan Mencerahkan”, coaching clinic ini menekankan bahwa publikasi bukan hanya domain dosen, tetapi juga tanggung jawab profesional guru.
Kegiatan ini dibuka oleh Prof. Dr. Muhammad Thohir, M.Pd, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, yang menyampaikan urgensi membangun budaya menulis di lingkungan pendidikan profesi guru. “Ketika guru menulis, ia sedang mengarsipkan praktik baik, menyuarakan ide, dan menyebarkan inspirasi. Inilah bentuk pengabdian intelektual yang tidak hanya bermanfaat untuk kelasnya sendiri, tapi juga untuk guru-guru lain di penjuru negeri,” ujar Prof. Thohir dalam sambutan pembukaan.
Pelatihan ini menghadirkan Dr. Taufik, M.Pd.I, Kepala Laboratorium FTK UINSA, sebagai narasumber utama. Dikenal sebagai pendamping penulisan akademik yang intensif bagi guru dan mahasiswa, Dr. Taufik memberikan arahan teknis penulisan artikel PTK berdasarkan kaidah jurnal ilmiah.
Dalam sesi pemaparannya, Dr. Taufik mengungkapkan bahwa banyak guru sudah menjalankan PTK dengan data dan praktik yang bagus, namun belum memahami cara menyusunnya dalam artikel ilmiah yang efektif. “Menulis artikel PTK bukan sekadar merangkum laporan. Dibutuhkan strategi penyampaian gagasan, penyusunan argumen yang kuat, dan kedalaman refleksi pembelajaran,” jelasnya. Ia memandu peserta untuk menyusun kerangka artikel yang terdiri dari lima bagian inti: pendahuluan, kajian pustaka, metode, hasil dan pembahasan, serta simpulan dan rekomendasi. Dengan bahasa yang lugas dan berbasis pengalaman praktis, materi yang disampaikan mudah dicerna bahkan oleh peserta yang belum terbiasa menulis akademik.
Berbeda dari seminar penulisan biasa, pelatihan ini mendorong peserta membawa dan mengerjakan draf artikel masing-masing selama sesi berlangsung. Setiap hari, sesi dibagi berdasarkan struktur artikel. Hari pertama membahas pendahuluan dan studi literatur, hari kedua fokus pada metode dan data, sedangkan hari terakhir menyoroti analisis dan kesimpulan.
Peserta mendapatkan bimbingan langsung dalam kelompok kecil, dengan sesi berbasis umpan balik (feedback session). Hal ini memudahkan peserta memperbaiki kesalahan atau menyusun ulang argumen berdasarkan saran fasilitator.
Muhammad Rizki, mahasiswa PPG UINSA yang mengajar di jenjang MI di Pamekasan, mengaku sangat terbantu dengan pola pelatihan ini. “Saya baru pertama kali menulis artikel jurnal. Di pelatihan ini, saya tidak hanya mendapat teori, tapi langsung dibimbing sampai tahu bagian mana yang perlu diperbaiki. Saya jadi lebih semangat menulis,” katanya.
Coaching Clinic ini juga menjadi bagian dari strategi jangka panjang UINSA untuk mengembangkan budaya akademik di kalangan guru. Menurut Dr. Ainun Syarifah, M.Pd.I, Ketua Prodi PPG UINSA, pelatihan ini bukan sekadar untuk memenuhi persyaratan administratif, melainkan sebagai pembiasaan berpikir kritis dan reflektif dalam praktik mengajar. “Kami ingin menjadikan menulis sebagai bagian dari identitas guru profesional. Guru tidak cukup hanya menguasai materi dan metodologi, tetapi juga mampu memetakan permasalahan, menganalisis, dan menyumbang solusi lewat tulisan,” paparnya. Dengan begitu, guru tidak hanya menjadi penggerak pembelajaran di kelas, tetapi juga kontributor dalam diskursus pendidikan yang lebih luas.
Sebagai bentuk keberlanjutan kegiatan ini, panitia akan menyusun buku elektronik (e-book) berisi artikel-artikel PTK pilihan dari peserta coaching clinic 2022. Selain itu, beberapa artikel yang memenuhi standar akademik akan didorong untuk dikirim ke jurnal ilmiah nasional. Di sisi lain, UINSA juga tengah merintis komunitas penulis guru berbasis alumni PPG, yang akan difasilitasi oleh Laboratorium FTK. Komunitas ini akan menjadi ruang diskusi daring, klinik penulisan berkala, serta media berbagi inspirasi praktik baik dari para guru alumni PPG UINSA.
Pada penutupan kegiatan, Prof. Muhammad Thohir mengingatkan bahwa proses menulis adalah cermin dari proses belajar yang berkelanjutan.m“Guru yang menulis adalah guru yang belajar dari pengalamannya. Ia tidak hanya mengajar, tetapi terus bertanya, mengoreksi, dan menyempurnakan. Dan itulah ciri guru pembelajar sejati,” tuturnya. Dengan semangat tersebut, Coaching Clinic Penulisan Artikel PTK tahun 2022 berhasil menjadi ruang pelatihan yang bukan hanya mengajarkan teknik, tetapi juga menanamkan kesadaran profesi. Sebuah langkah kecil namun berdampak besar dalam membangun pendidikan Indonesia yang berbasis refleksi, ilmu pengetahuan, dan kolaborasi.